internet lemot

Ternyata Ini Persoalan yang Bikin Internet di Indonesia Lemot

Kecepatan internet di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Salah satu penyebab utama dari lambatnya internet di Indonesia adalah tingginya tingkat latensi yang berdampak pada kecepatan unggah dan unduh.

Menurut Rudi Purwanto, Chairman of Working Group Spectrum dari Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), data dari Speedtest Ookla menunjukkan bahwa kecepatan internet di Indonesia masih sangat rendah. Salah satu faktornya adalah implementasi jaringan 5G yang belum optimal.

“Latensinya masih tinggi karena penerapan 5G di Indonesia belum berjalan maksimal. Jika dibandingkan dengan jaringan 4G, perbedaannya bisa mencapai hampir 10 kali lipat,” ungkap Rudi dalam acara Selular Business Forum dikutip dari laman Inet.detik.

Kondisi ini menunjukkan bahwa infrastruktur telekomunikasi di Indonesia masih perlu banyak perbaikan agar dapat bersaing dengan negara lain di kawasan. Dengan peningkatan jaringan 5G yang lebih optimal, diharapkan internet di Indonesia bisa lebih cepat dan stabil di masa depan.

Rudi menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan tingginya latensi dalam jaringan adalah penggunaan teknologi Carrier Aggregation (CA). Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan lebih dari satu spektrum frekuensi, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan internet bagi pengguna.

penyebab ineternet di Indonesia lemot

Meski demikian, ia juga menambahkan bahwa dengan adanya tambahan spektrum frekuensi baru, kecepatan internet yang dinikmati pengguna bisa semakin meningkat dibandingkan sebelumnya.

Dalam hal ini, Komdigi berencana untuk menggelar lelang frekuensi di beberapa spektrum, seperti 700 MHz, 1,4 GHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz pada tahun ini.

“Lelang frekuensi menjadi langkah strategis untuk segera mengoptimalkan kehadiran 5G di Indonesia dengan spektrum yang ideal. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kecepatan akses internet sekaligus mengatasi permasalahan latensi,” ungkapnya.

Indonesia masih tertinggal dalam hal kecepatan internet dibandingkan dengan beberapa negara lain di kawasan Asia Tenggara. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan spektrum frekuensi yang tersedia. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan tambahan spektrum baru agar kualitas jaringan internet di Indonesia bisa lebih optimal.

Sebagai perbandingan, beberapa negara seperti Vietnam, Thailand, Filipina, Myanmar, Singapura, dan Laos telah lebih dulu mengalokasikan spektrum frekuensi 2,6 GHz untuk meningkatkan layanan internet mereka. Bahkan, beberapa negara sudah lebih maju dalam pemanfaatan spektrum frekuensi yang lebih tinggi.

Filipina, misalnya, telah mengalokasikan pita frekuensi 3,5 GHz, sementara spektrum 26 GHz sudah digunakan di Filipina dan Vietnam.

Menanggapi hal ini, Rudi menegaskan bahwa Indonesia harus segera mengejar ketertinggalan dengan memprioritaskan pengembangan di low band dan mid band sebagai spektrum masa depan yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas layanan internet.