Belum semua masyarakat mengenal apa itu eSIM dan bagaimana cara kerjanya. Bahkan, sebagian besar pengguna ponsel di Indonesia masih mengandalkan kartu SIM fisik yang selama ini umum digunakan. Untuk itu, pemerintah mulai memperkenalkan dan mendorong penggunaan eSIM sebagai alternatif yang lebih aman dan modern.
Inisiatif ini masih bersifat sukarela, artinya belum menjadi kewajiban bagi seluruh pengguna. Namun, langkah awal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan terlindungi dari berbagai ancaman kejahatan siber.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, beberapa waktu lalu menyampaikan ajakan kepada masyarakat untuk mulai beralih dari SIM konvensional ke eSIM. Tujuan utamanya adalah memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pengguna terhadap potensi ancaman seperti penipuan digital, spam, phishing, hingga praktik judi online.
Sebagai langkah konkret, Komdigi juga berencana untuk menerbitkan regulasi baru dalam bentuk Peraturan Menteri (Permenkomdigi) yang akan mengatur penggunaan eSIM.
Regulasi ini akan mencakup batasan jumlah eSIM yang bisa digunakan serta memperkuat sistem verifikasi identitas saat registrasi. Harapannya, ini bisa menekan angka penyalahgunaan identitas dan mencegah terjadinya tindak kejahatan digital.
Dengan teknologi eSIM yang tertanam langsung di perangkat dan tidak memerlukan kartu fisik, pengguna akan mendapatkan kenyamanan sekaligus lapisan keamanan tambahan.
Bagi anda yang penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut, yuk simak penjelasan berikutnya mengenai keunggulan dan cara kerja eSIM yang mulai disarankan oleh pemerintah untuk menggantikan kartu SIM biasa.
Daftar Isi
Mengenal Teknologi eSIM: Solusi Modern Pengganti Kartu SIM Fisik
Belakangan ini, penggunaan eSIM mulai banyak disarankan sebagai pengganti kartu SIM fisik, salah satunya oleh Komdigi. Alasannya sederhana, eSIM dianggap lebih praktis dan modern karena tidak lagi membutuhkan slot kartu seperti pada SIM konvensional.
Bagi anda yang belum familiar, eSIM adalah singkatan dari embedded SIM, yaitu sebuah chip yang tertanam langsung di dalam perangkat smartphone. Tidak seperti kartu SIM biasa yang bisa dilepas-pasang, eSIM sudah menyatu dengan perangkat, sehingga proses aktivasi dan manajemen nomor dilakukan secara digital.
Dengan eSIM, pengguna cukup memindai QR code dari operator seluler untuk mengaktifkan layanan. Setelah itu, semua pengaturan nomor, profil jaringan, hingga penggantian operator bisa dilakukan langsung dari menu pengaturan di HP, tanpa perlu mengganti kartu secara fisik.
Keuntungan lain dari eSIM adalah efisiensi ruang dalam perangkat. Karena tidak membutuhkan slot kartu tambahan, produsen HP dapat memanfaatkan ruang tersebut untuk fitur lain, seperti baterai yang lebih besar atau sistem pendingin yang lebih baik.
Teknologi eSIM ini merupakan bagian dari evolusi panjang sistem identifikasi pengguna di perangkat seluler. Dulu, kita mengenal kartu SIM dalam bentuk fisik seperti Mini SIM, Micro SIM, hingga Nano SIM—yang ukurannya makin kecil dari waktu ke waktu. Semua jenis ini memerlukan slot khusus di HP.
Namun kini, dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, kebutuhan akan kartu SIM fisik mulai tergantikan oleh eSIM yang jauh lebih ringkas dan fleksibel. Ini menjadi solusi ideal bagi pengguna yang sering berganti jaringan atau menggunakan lebih dari satu nomor secara bersamaan.
Pada dasarnya, baik SIM fisik maupun eSIM memiliki fungsi utama yang sama, yaitu sebagai identitas pengguna untuk terhubung dengan jaringan operator seluler. Bedanya hanya pada bentuk dan cara penggunaannya.
Jadi, jika anda mencari kemudahan dan efisiensi dalam menggunakan layanan seluler, eSIM bisa jadi pilihan masa depan yang patut dipertimbangkan.
Mengenal Perbedaan eSIM dan SIM Biasa
Perbedaan eSIM dan SIM biasa ini cukup siginifikan, sehingga anda perlu mengetahuinya. Kartu SIM konvensional masih banyak digunakan hingga saat ini.
Pengguna harus memasukkan kartu secara manual ke dalam slot khusus di ponsel. Jika kartu rusak atau hilang, Anda bisa menggantinya dengan mudah ke provider terdekat.
Namun, kartu fisik ini hanya mampu menyimpan satu profil jaringan dalam satu waktu, dan harus dilepas-pasang saat ingin berpindah operator.
Di sisi lain, eSIM merupakan teknologi terbaru yang mulai diadopsi oleh berbagai smartphone modern. Istilah eSIM sendiri berasal dari “embedded SIM” atau SIM yang tertanam langsung pada papan utama (motherboard) ponsel. Dengan sistem ini, Anda tidak perlu lagi memasukkan atau mencabut kartu secara fisik.
Keunggulan lain dari eSIM adalah kemampuannya menyimpan beberapa profil operator sekaligus, sehingga memudahkan pengguna yang sering berganti jaringan, seperti traveler atau pebisnis. Karena semuanya dikelola secara digital, proses pengaturan jaringan jadi lebih praktis dan cepat.
Selain itu, penggunaan eSIM juga memberikan keuntungan dari sisi desain ponsel. Karena tidak membutuhkan ruang untuk slot kartu fisik, produsen dapat lebih leluasa dalam merancang perangkat dengan komponen internal yang lebih ringkas atau baterai yang lebih besar.
Namun, walaupun terlihat lebih modern, eSIM tetap memiliki kekurangan. Misalnya, jika perangkat rusak, proses pemindahan data eSIM tidak semudah mencabut kartu fisik. Selain itu, tidak semua operator seluler di Indonesia mendukung penggunaan eSIM secara menyeluruh.
Dibalik perbedaan eSIM dan SIM Biasa, secara umum keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Teknologi eSIM memang menawarkan efisiensi dan fleksibilitas, tetapi kartu SIM biasa masih memberikan kemudahan dari sisi penggantian dan kompatibilitas.
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan eSIM
Penggunaan eSIM memiliki sejumlah keuntungan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum beralih dari SIM fisik. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang kelebihan dan kekurangan eSIM.
Kelebihan eSIM
Salah satu keuntungan utama dari eSIM adalah kemudahan dalam penggunaannya. Chip eSIM tertanam langsung di perangkat, sehingga Anda tidak perlu lagi mengganti SIM secara manual, cukup mengatur profil layanan penyedia seluler yang baru.
Selain itu, eSIM tidak memerlukan slot fisik untuk SIM, yang berarti desain perangkat bisa lebih ramping dan ruang internal bisa dimaksimalkan untuk komponen lain.
Keuntungan lainnya adalah ketahanan yang lebih baik. Karena tertanam langsung di perangkat, eSIM tidak mudah rusak, hilang, atau kotor seperti halnya kartu SIM fisik. Anda juga bisa mengganti penyedia layanan seluler tanpa harus mencabut atau mengganti kartu SIM.
Kekurangan eSIM
Meskipun memiliki banyak keunggulan, eSIM juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah tidak semua operator seluler di Indonesia yang mendukung layanan ini. Operator besar seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Smart Telecom sudah menyediakan layanan eSIM, namun jumlahnya masih terbatas.
Selain itu, perpindahan eSIM ke perangkat baru bisa lebih rumit dibandingkan dengan SIM fisik. Untuk menggunakan eSIM di perangkat lain, Anda perlu melakukan proses aktivasi ulang, sementara SIM fisik cukup dipindahkan saja. Proses aktivasi awal eSIM juga dapat terasa sedikit merepotkan karena memerlukan koneksi internet.
Tidak semua perangkat mendukung eSIM, sehingga pengguna harus memastikan bahwa ponsel yang digunakan memiliki fitur ini. Anda dapat mengecek dukungan eSIM pada perangkat melalui pengaturan jaringan seluler. Jika terdapat opsi untuk menambahkan eSIM, maka ponsel Anda sudah mendukung fitur tersebut dan siap digunakan.