Seberapa Efektif Virtual RAM Mendongkrak Performa Ponsel?

Hampir semua ponsel terbaru saat ini dibekali dengan teknologi ekspansi agar bisa menambah kapasitas ruang pada perangkat.

Mungkin sebelumnya tak pernah ada, tapi makin kesini kecanggihan teknologi kian menjawab kebutuhan. Katakan saja, ponsel yang di pasarkan di Indonesia terbaru dibekali dengan teknologi yang bisa “menambah” kapasitas RAM. Teknologi tersebut hadir dengan nama fitur yang berbeda-beda disetiap vendor ponsel.

Kita sebut saja Samsung, misalnya. Pada perangkat barunya, Samsung membekali dengan fitur yang bernama RAM Plus. Kemudian Oppo dengan nama Memory Expansion, dan Vivo dengan Extended RAM. Semua itu pada dasarnya sama, ruang ekspansi tambahan RAM.

Hanya saja nama disetiap merek berbeda tergantung vendor masing-masing. Sejatinya fitur ini untuk meringankan kinerja RAM dengan cara “meminjam” sedikit kapasitas media penyimpanan (storage) yang maka dijadikan sebagai memori RAM.

Nantinya, jumlah storage yang “dipinjam” tersebut akan difungsikan menjadi RAM, sehingga total RAM yang ada pada ponsel seakan bisa melebihi kapasitas aslinya. Sebagai contohnya dari 8 GB menjadi 13 GB (maka ada tambahan 5 GB dari storage).

Lantas, bagaimana yang sebenarnya cara kerja fitur Extended RAM atau sejenisnya ini? Mungkinkah fitur tersebut benar-benar menambah besar RAM dan bisa meningkatkan performa pada perangkat?

Guna mengetahui jawabannya, ada baiknya untuk mengerti apa arti dan cara kerja RAM di sebuah smartphone.

Pengertian RAM dan Cara Kerjanya

RAM atau singkatan dari Random Access Memory merupakan suatu komponen dalam perangkat elektronik, dalam hal ini smartphone yang fungsinya mirip dengan storage (penyimpanan).

Bedanya, RAM sejatinya mempunyai kecepatan yang lebih “ngebut” dibading dengan storage, sehingga komponen ini sangat cocok untuk menjalankan, memproses, atau meluncurkan suatu aplikasi dengan cepat.

Berbagai file sistem dan aplikasi yang ada di ponsel akan tersimpan di RAM, termasuk file sistem operasi (OS) yang juga tersimpan di memori internal perangkat.

Pada saat dibutuhkan, file-file atau aplikasi tersebut lantas akan dimuat ke dalam RAM agar smartphone mampu menjalankannya dengan lancar.

Pada waktu file atau suatu aplikasi tidak dipakai lagi, maka RAM akan secara otomatis menghapusnya, supaya porsi RAM yang terpakai tadi, dan bisa digunakan kembali oleh aplikasi lain.

BACA JUGA  Spesifikasi dan Harga iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max, Banyak Peningkatan Besar!

Segala informasi yang tersimpan dalam RAM juga biasanya akan hilang dengan sendirinya atau dihapus secara otomatis, apabila ponsel di-restart.

Virtual RAM dan Cara Kerjanya

Virtual RAM, RAM Expansion, atau sejenisnya merupakan fitur untuk mengalokasikan sebagian media penyimpanan sebagai RAM virtual guna menyimpan aplikasi yang berjalan namun tidak sedang digunakan.

Lantaran disimpan pada virtual RAM, maka aplikasi-aplikasi yang disimpan di sini akan lebih cepat diluncurkan kembali, jika dibutuhkan. Apabila tidak ada virtual RAM, maka sistem akan memuat aplikasi yang hendak dijalankan oleh pengguna.

Sementara untuk roses pembukaan aplikasi ini sendiri biasanya memakan waktu, terlebih apabila aplikasi tersebut belum “tersimpan” di dalam RAM atau virtual RAM. Misalnya di berbagai ponsel Android sendiri, besar virtual RAM pada umumnya tidak melebihi RAM fisik yang terpasang di ponsel.

Di seri Samsung Galaxy A53 5G sebagai misal, besar virtual RAM maksimal yang bisa dialokasikan sistem melalui fitur RAM Plus yakni 8 GB. Selanjutnya di Oppo Reno7 4G, besar virtual RAM yang bisa diperoleh pengguna adalah 5 GB.

Namun akankah performa ponsel bertambah, seiring dengan besarnya virtual RAM yang dimilikinya?

Virtual RAM Memengaruhi Kinerja Ponsel atau Tidak

Guna menjawab pertanyaan di atas tadi, mengutip dari salah satu sumber yang melakukan pengujiann (benchmark) terhadap Samsung Galaxy A53 5G dan Oppo Reno7 4G menggunakan aplikasi pengujian storage dan RAM yang bernama ‘CPDT Benchmark’.

Seperti yang diketahui, kedua ponsel tersebut telah sama-sama dibekali dengan fitur virtual RAM. Akan tetapi keduanya mengusung besar yang berbeda, yaitu 8 GB untuk Galaxy A53 5G dan 5 GB untuk Reno7 4G.

Selama percobaan pun diatur fitur RAM Plus di Galaxy A53 5G menjadi 4 GB, sehingga total RAM adalah 12 GB. Sementara pengujian di Reno7 4G, di lakukan pengaturan ke 5 GB, sehingga total RAM akan menjadi 13 GB.

Hasilnya, smartphone Oppo Reno7 4G lebih memiliki kecepatan transfer data, alias “Memory copy” di aplikasi CPDT Benchmark, dengan angka rata-rata 2,1 GB/s.

Sementara hasil dari Galaxy A53 5G memiliki Memory copy dengan angka rata-rata 5,1 GB/s. Dengan kata lain Oppo Reno7 4G memiliki kecepatan transfer lebih besar dibanding Galaxy A53 5G, meski “total RAM” yang usung lebih besar dengan 13 GB.

BACA JUGA  Vivo V23 5G Hadir di Indonesia dengan Spek Menawan

RAM 13 GB vs 16 GB

Percobaan juga dilakukan dengan menambah besar RAM virtual di Galaxy A53 5G menjadi 8 GB, sehingga total RAM yakni 16 GB. Ternyata hasilnya sama saja, ponsel tersebut memiliki Memory copy sekitar 5 GB/s, yang artinya virtual RAM memang tak akan berpengaruh terhadap kecepatan transfer data di suatu RAM.

Hal ini menunjukkan bahwa sebesar apapun virtual RAM yang dialokasikan sistem, tidak akan berpengaruh pada kinerja RAM ponsel baik untuk kecepatan transfer data RAM, yang berujung pada performa ponsel secara keseluruhan.

Adapun yang paling berpengaruh pada kecepatan RAM yakni besar atau kapasitas serta jenis RAM itu sendiri, dan kedua ponsel yang telah diuji coba tadi menggunakan jenis RAM LPDDR4X.

Pengujian di atas kertas, jenis LPDDR4X lebih mumpuni dibandingkan LPDDR4, baik itu dari segi transfer data maupun konsumsi daya.

Apakah Besar RAM Berpengaruh Pada Performa?

Dengan pengujian yang telah dilakukan, bisa disimpulkan bahwa ponsel dengan RAM 8 GB mempunyai kinerja lebih cepat jika dibandingkan ponsel dengan RAM 4 GB atau 6 GB yang tipe RAM sama. Meskipun ponsel dengan RAM 4 GB dan 6 GB memiliki fitur RAM Expansion sekalipun. Mengapa?

Pasalnya, hal itu karena RAM bisa dibilang sebagai “Memori Aktif” yang mutlak bekerja terus menerus guna menopang performa ponsel.

Lalu di lain sisi, virtual RAM sejatinya merupakan storage yang berperan sebagai “memori pasif”, yang mana aplikasi-aplikasi yang tersimpan di sini nantinya akan “dipindahkan” juga ke RAM ketika hendak dijalankan.

Bukan hanya itu saja, virtual RAM sendiri umumnya dipakai secara “darurat”. Artinya RAM bakal berjalan ketika sistem mendeteksi bahwa RAM tak mampu lagi atau “keberatan” menopang performa pada ponsel, hal ini sebagaimana mengutip Kompas Tekno dari IndianExpress, pada Selasa (14/6/2022).

Kendati demikian, hal ini bukan berarti virtual RAM tidak penting. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kehadiran virtual RAM terbilang berguna agar ponsel bisa memuat berbagai aplikasi yang “sudah disiapkan” di dalamnya, apabila terjadi seperti kapasitas RAM penuh.

Karena biar bagaimanapun, tanpa adanya virtual RAM, tugas pada ponsel akan menjadi beban dari RAM itu sendiri, dan tentunya akan berpengaruh pada performa ponsel saat membuka atau menjalankan suatu aplikasi.