Meksipun dari pemberitaan terus muncul sejumlah perangkat baru dipasaran, faktanya pengapalan smartphone pada Q4 2022 kemarin tercatat mengalami penurunan. Dari infomasi yang beredar, jika pengapalan smartphone ini mengalami penurunan sebesar 8,3 % dibandingkan tahun sebelumnya Q4 2021 jadi 300,3 unit.
Mirisnya lagi penurunan yang terjadi pada Q4 2022 kemarin menjadi yang paling besar dalam sejarah. Dari data IDC jika penurunan pengapalan pada Q4 2022 ini memiliki pengaruh besar dalam penurunan pengapalan smartphone pada tahun tahun 2022 kemarin.
Secara total sepanjang tahun 2022 kemarin, total ada 1,21 miliar unit smartphone yang telah dikapalkan, dan ini menjadi jumlah pengapalan HP terendah sejak tahun 2013 silam. Lantas apa yang menjadi penyebab menurunnya pengapalan unit smartphone tersebut?
Dari data IDC hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari inflasi, permintaan yang melemah, hingga ketidak pastian ekonomi. Pengapalan yang melemah, dan stok yang melimpah menjadikan setiap perusahaan melakukan pengurangan pengapalan secara drastis.
Nabila Popal, Research Director IDC mengatakan, jika sejumlah perusahaan smartphone kini lebih berhati-hati lagi dalam pengapalan setiap produk mereka dipasaran. Penjualan serta promosi kini lebih gencar dilakukan pada perangkat yang telah melimpah dalam gudang, bukan pengapalan produk baru.
Penurunan minat dari para konsumen ini tidak terlepas dari, banyaknya pengguna yang menilai jika smartphone masa kini kemampuannya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga untuk berpindah ke smartphone baru itu dirasa masih belum begitu perlu.
Dari data yang IDC dapatkan, minimal banyak konsumen di sejumlah pasar utama smartphone ini menunggu sekitar 40 bulan sebelum membeli hp baru lagi. Hal ini bukanlah hal baru, karena sebelumnya dua operator selular besar di Amerka Serikat yakni Verizon dan AT&T sudah memperingatkan hal tersebut sebelumnya.
Ditengah penurunan pengapalan unit smartphone di pasaran, tetap Apple yang jadi vendor smartphone terbesar, lalu di susul Samsung di posisi kedua. Meskipun mereka mengalami penurunan pengapalan unit smartphone sekitar 15% di tahun kemarin.
Mengenai jumlah penurunan pengapalan ini bakalan terungkap ketika Apple mengungkapkan laporan keuangan mereka pada pekan depan. Sebelumnya produsen Samsung juga sudah mengingatkan soal penurunan keuntungan mereka karana memang permintaan unit di pasaran kini semakin menurun sejak beberapa kuartal terakhir ini.
Jelas, bagi sejumlah produsen smartphone hal ini sangat tidak bagus. Namun bagi para konsumen mungkin ini bakalan jadi kabar bagus karena perusahaan ponsel bakal memberikan sejumlah promo menarik atau bahkan trade-in agar perangkat mereka laku di pasaran.
“Konsumen mungkin akan menemukan penawaran trade-in atau promosi yang sangat menarik pada tahun 2023 karena pasar akan mencari metode baru untuk menarik konsumen agar memperbarui perangkatnya, terutama model kelas atas,” ujar Anthony Scarsella, research director di IDC.