Banyak orang berpendapat bahwa pendidikan itu sangat penting untuk kedepan lebih baik, misalnya mendapatkan pekerjaan. Sehingga bisa dikatakan bahwa karir seseorang tergantung dari jenjang pendidikan.
Faktanya, tinggi atau tidaknya jenjang pendidikan bukan menjadi penentu karir seseorang. Terlebih lagi setiap perusahaan mempunyai kebijakan kualifikasi masing-masing. Bicara soal pendidikan, salah satu yang bisa dibilang cukup layak menjadi contoh adalah Mark Zuckerberg. Mengapa?
Bisa dilihat sendiri kesuksesannya dari Facebook yang setiap hari kita kenal. Mencontohnya dari segi positif akan lebih baik daripada meniru dari hal negatif hanya karena alasan. Maksudnya, jika seseorang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi baik dari segi ekonomi atau akademik kenapa tidak?
Sementara diluar sana tidak sedikit yang kemampuan akademiknya bagus tetapi tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi hanya karena sebuah alasan masuk akal. Sehingga, kisah Mark Zuckerberg yang tidak lulus kuliah bisa menjadi contoh, bahwa sukses bukan ditentukan oleh tingginya suatu pendidikan. Melainkan dari passion, keinginan, minat, semangat, kerja keras dan yang paling penting tidak pernah menyerah.
Mark sempat mengenyam pendidikan di Harvard University, namun pria kelahiran 14 Mei 1984 itu lebih memilih fokus pada platform yang ia ciptakan. Sesuai ekspektasinya, berkat kerja keras dan semangat tinggi, Mark menuai kesuksesan dari platform tersebut. Namun, modal kerja keras saja tidak cukup. Dalam kesempatan, suami dari Priscilla Chan tersebut membagikan kunci sukses berbasis pemikiran untuk membangun bisnis. Mengutip Beautynesia dari CNBC, berikut tiga poin penting itu.
Daftar Isi
Explore Sebelum Berkomitmen
Pada tahun 2012 lalu, Mark pernah berbagi di Y Combinator Startup School. Disana ia mengatakan pada Paul Graham selaku pendiri sekolah teratas bahwa wirausahawan perlu membuat diri sendiri lebih fleksibel dalam setiap pengejaran.
“Kamu pasti bisa melakukan itu dalam kerangka perusahaan, tetapi kamu pasti lelah bekerja di perusahaan dan terkunci,” kata Mark.
Selanjutnya kepada pemegang saham, Mark juga berpesan bahwa Facebook tidak pernah dibangun untuk menjadi perusahaan karena pada awalnya, Aplikasi tersebut hanya sebuah hobi yang lama kelamaan berkembang menjadi sebuah bisnis.
Dengan begitu sebagai wirausaha, bisa saja kamu mempunyai ide dalam menyelesaikan masalah kecil. Tetapi Mark Zuckerberg percaya bahwa ide saja tidak cukup, melainkan kamu juga harus mengombinasikannya dengan dampak sosial yang besar.
“Kamu akan mengubah apa yang kamu lakukan,” kata Mark, mendorong para generasi muda untuk mengeksplorasi serta menentukan apa yang tidak mereka sukai. Sehingga mereka bisa berkomitmen pada apa yang mereka nikmati saat mereka menemukannya.
Mencari Support System yang Tepat
Jika kamu ingin mencapai sebuah tujuan atau mimpi, tentu saja dukungan dari orang-orang terdekat sangatlah penting. Namun kadangkala seseorang salah dalam memilih support system, yang justru membuat down atau kurang percaya diri.
Mark pernah ditanya tentang bagaimana cara mengatasi tantangan dalam berbisnis.
“Tidak ada orang yang tahu bagaimana menghadapi segalanya, tetapi jika kamu dapat menemukan sekelompok orang, atau teman, atau keluarga … maka itulah yang benar-benar akan membantu kamu,” pungkasnya.
Dari jawaban Mark, artinya ia sendiri cukul percaya bahwa sistem pendukung dan tim yang kuat serta sejalan dengan visi memungkinkan ruang untuk menghargai kesalahan sesuai nilainya masing-masing.
“Kamu tidak harus menjadi manusia super, kamu harus terus berjalan,” imbuh Mark.
Selesai Akan Lebih Baik daripada Memaksa Sempurna
“Done is better than perfect”, tulisan itu terpampang jelas di Menlo Park, California, kantor Facebook HQ didirikan.
Mark juga mengatakan, “Daripada berdebat selama berhari-hari tentang ide baru atau apa cara terbaik untuk membangun sesuatu, hacker lebih suka membuat prototipe sesuatu dan melihat apa yang berhasil.”
Rasanya tiga poin penting dalam bisnis Mark Zuckerberg di atas cukup layak di perhitungkan. Apalagi untuk yang terakhir, ibarat jika kamu mencari kesempurnaan maka akan memakan waktu lebih. Sementara jika kamu ingin menyelesaikan sesuatu yang kamu sukai, akan lebih baik selesai.