Beberapa hari terakhir tengah ramai diperbincangkan mengenai fakta cara konsumsi garam ala Rasulullah (Nabi Muhammad SAW). Panduan tersebut berisi mulai cara mengonsumsi garam yang sehat adalah dengan tidak di masak, sampai dengan cara memakan garam di awal dan di akhir waktu makan. Lalu, apakah anjuran tersebut benar dan sesuai dengan sunnah Rasullullah? Mari kita bahas sampai tuntas fakta ini.
Garam merupakan salah satu bumbu dapur yang digunakan untuk memasak guna mendapatkan cita rasa yang asin. Garam juga memiliki beberapa jenis, seperti garam dapur, garam himalaya, dan garam laut. Garam sendiri dikenal sebagi dengan natrium klorida, dimana 60 persen terdiri dari klorida, dan 40 persen terdiri atas natrium.
Kandungan dari garam pun berbeda-beda tergantung dari jenis garam tersebut. Biasanya mengandung kalsium, besi, zinc, dan yodium. Pada zaman dahulu, garam digunakan sebagai bahan pengawet makanan karena memiliki kandungan zat yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri, penyebab makanan basi atau busuk.
Selain untuk bahan pengawet, apa saja manfaat garam lainnya? Untuk kesehatan, garam memiliki beberapa manfaat karena pada dasarnya tubuh membutuhkan garam dalam jumlah yang cukup agar dapat bekerja secara optimal. Adapun fungsinya adalah sebagai berikut:
FUNGSI GARAM
- Membantu kinerja tiroid yang mengontrol metabolisme seluruh tubuh. Kekurangan tiroid dapat menyebabkan pembesaran tiroid, konstipasi, kelelahan, hingga sulit berkonsentrasi.
- Menjaga tingkat hidrasi dan keseimbangan elektrolit agar setiap organ berfungsi dengan baik.
- Menjaga kestabilan tekanan darah.
- Memelihara keseimbangan cairan tubuh. Kandungan natrium yang terdapat dalam garam memiliki fungsi untuk menahan cairan dalam sel-sel tubul.
- Meredakan gejala Cystic Fibrosis. Cystic Fibrosis adalah sebuah penyakit yang menyebabkan lendir-lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket. Bagi penderita Cystic Fibrosis, kadar garam dan air dalam tubuh akan cepat hilang melalui keringat. Oleh sebab itu, penderita ini membutuhkan asupan air dan garam dalam jumlah yang banyak agar tidak mengalami dehidrasi.
- Memelihara fungsi organ dalam tubuh. Garam dapat mencegah gangguan pada saraf dan otot karena memiliki kandungan sodium di dalamnya.
- Mencegah gangguan perkembangan otak. Kekurangan yodium dalam garam selama masa kehamilan dapat mengakibatkan gangguan perkembangan otak pada janin. Tak hanya sampai disitu, kekurangan asupan garam pada bayi dan anak juga dapat menyebabkan mereka memiliki IQ yang lebih rendah. Apabila kamu mengonsumsi garam sesuai dengan takaran yang telah direkomendasikan, manfaat tersebut dapat kamu rasakan.
Meskipun memiliki manfaat yang bagus untuk kesehatan, konsumsi garam haruslah tetap sesuai dengan takaran batas aman. Bagaimana mengenai batasan konsumsi garam yang benar?
ANJURAN KONSUMSI GARAM
Dibawah ini adalah jumlah konsumsi garam yang di rekomendasikan berdasarkan kriteria usia:
- Untuk bayi usia dibawah 1 tahun: Kurang dari 1 gram sehari
- Untuk anak usia 1-3 tahun: Tidak lebih dari 2 gram sehari, atau setarah dengan 0,8 gram natrium
- Untuk anak usia 4-6 tahun: Tidak lebih dari 3 gram sehari, atau setara dengan 1,2 gram natrium
- Untuk anak usia 7-10 tahun: Tidak lebih dari 5 gram sehari, atau setara dengan 2 gram natrium
- Untuk anak usia 11 tahun ke atas dan orang dewasa: Tidak lebih dari 6 gram sehari, atau setara dengan 1 sendok teh.
- Untuk penderita gangguan jantung: Tidak lebih dari 1,5 gram sehari.
Berdasarkan informasi yang beredar, dijelaskan mengenai panduan cara mengonsumsi garam yang sehat adalah dengan tidak di masak, sampai dengan cara memakan garam di awal dan di akhir waktu makan. Lalu, apakah benar hal tersebut sudah sesuai dengan anjuran cara konsumsi garam menurut Rasulullah?
Dalam pesan tersebut dikatakan tertulis bahwa “Kenapa sebelum makan, nabi selalu makam garam? Lagi-lagi ajaran Islam terbukti kebenarannya. Takut penyakit yang timbul dari garam? Ini cara Rasullullah mengonsumsi garam”.
Dalam informasi tersebut dijelaskan sebuah hadits dari Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu’ Anhu, dinyatakan bahwa Rasulullah SAW memberi nasehat beliau;
“jika kamu makan, mulailah dengan mencicipi garam dan akhiri dengan makan garam. Karena dalam garam terdapat obat bagi 70 penyakit, yang pertama lepra, gula, dan kusta…”
Ternyata, berdasarkan berbagai sumber yang akurat dan terpercaya, hadist tersebut tidaklah benar (hoax). Dalam al-Fatawa al-Haditsiyah, ketika pembahasan hadits ini, dijelaskan bahwa;
“Hadits ini sanadnya gugur, penuh rentetan perawi yang dinilai cacat. Syaikh al-Harits bin Abi Usamah, dikatakan bahwa al-Khatib al-Baghdadi dalam kitab Tarikhnya (11/85), ‘Dalam haditsnya terdapat banyak yang munkar. Karena hadits-haditsnya diriwayatkan dari para perawi dhaif dan majhul (tak di kenal).’ (al-Fatawa al-Haditsiyah, al-Huwaeni, 1/497).
Kemudian, as-Suyuthi (w. 911 H) juga menjelaskan mengenai hadits diatas dari jalur lain, yakni dari jalur Abdullah bin Ahmad, dari ayahnya Ahmad bin Amir, dari Ali bin Musa ar-Ridha. Penjelasannya sebagai berikut;
“Tidak shahih. Yang tertuduh disini adalah Abdullah bin Ahmad bin Amir dan ayahnya. Kedua orang ini mengumpulkan tulisan hadits dari ahlul bait, namun semuanya dusta (atas nama ahlul bait) .” (al-Lali’ al-Mashnu’ah, 2/179).
Dari keterangan diatas, tidak halal bagi kita untuk menyatakan bahwa mencicipi garam sebelum atau sesudah makan termasuk sunnah Nabi Muhammad SAW, karena semua hadits tentang permasalahan ini adalah hadits dusta yang mengatas namakan beliau. Jadi sudah paham ya, bahwa pesan yang berisi informasi tentang cara konsumsi garam ala Rasulullah tersebut adalah tidak benar alias palsu.
Banyak yang memberi peringatan agar selalu berhati-hati dalam mengonsumsi garam dapur karena selalu dikait-kaitkan dengan penyakit tertentu. Ternyata menurut dr. Zaidul Akbar, penyakit tertentu yang disebabkan oleh garam hanya berlaku pada garam dapur yang telah direfinasi.
Garam refinasi adalah garam yang telah mengalami proses pembersihan atau pemutihan dari materi pengotor dan mineral kecilnya. Garam refinasi memiliki kecenderungan menggumpal, sehingga sering kali diberi anti caking atau anti lengket. Garam refinasi ini dapat mengikat udara diluar pembuluh darah untuk masuk kedalam pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Tips memilih garam yang bagus sesuai anjuran dr. Zaidul Akbar adalah dengan memilih garam yang mengandung mineral utuh. Jenis garam yang mengandung mineral utuh adalah garam himalaya dan garam laut asli. Garam himalaya dan garam laut asli sangat bagus untuk kesehatan jantung dan juga dapat membuka kunci reaksi metabolisme tubuh.
Selain itu, tips lainnya dalam menggunakan garam adalah dengan tidak memasukkan garam pada masakan yang mendidih. Garam yang dimasukkan kedalam masakan atau air mendidih dapat merusak enzim yang terkandung di dalamnya.
Cukup sampai disini dulu pembahasan mengenai cara konsumsi garam ala Rasulullah SAW. Perlu di ingat bahwa setiap apapun informasi yang beredar di media sosial atau dimanapun, harus selalu di teliti kebenarannya terlebih dahulu agar tidak menjerumuskan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Salam kesehatan.