Siapa sangka, telur yang dianggap menu sehat justru sebaliknya. Menurut beberapa sumber informasi, seperti yang dikatakan oleh peneliti bahwa telur yang dianggap menu sehat bisa memicu kanker.
Mengacu pada setiap obrolan makanan sehat sehari-hari, telur seolah memerankan menu sehat salah satunya. Dengan berbagai kandungan di dalamnya, bahkan mengonsumsi telur dinilai bergizi.
Bahkan telur seringkali di andalkan untuk membentuk otot tubuh. Hal ini bukan berarti telur sangat buruk, meskipun bisa memicu kanker namun tetap semua ada tahapan-tahapannya. Pada dasarnya mengonsumsi apapun, dalam jumlah besar memang sangat beresiko. So, bukan telur saja.
Telur memang bukan satu-satunya jenis makanan yang apabila di konsumsi secara masif atau jumlah tidak wajar bisa menyebabkan kanker. Akan tetapi anda tetap harus menyimaknya, agar kedepan lebih hati-hati untuk memakan telur melihat dari takaran porsinya.
Ini karena sisi lain dari telur sendiri mengandung lemak yang harus diwaspadai, yakni memicu kolestrol. Lemak yang tinggi banyak ditakutkan oleh para konsumen, sehingga beberapa orang sering menyisihkan bagian kuning telurnya. Hal ini disampaikan seorang ahli yang mengungkapkan jika di dalam telur bukan saja ada lemak dan kolestrol namun ancaman perkembangan kanker ada.
Mengutip daei Times of India, Senin (17/1/2022), menurut penelitian kesehatan, telur dinyatakan bisa menyebabkan kanker rahim dan prostat. Penelitian tersebut juga mengatakan jika mengkonsumsi telur secara lebih dari dua kali dalam seminggu dapat memicu kanker ovarium atau rahim dan prostat.
Hmmm, artinya mulai saat ini kamu harus benar-benar memperhatikan porsi makan telur. Persentase peluang kanker dengan mengkonsumsi dua butir selama seminggu yakni 80%. Sungguh ini bukan angka yang sedikit, bahkan hampir ke 90%.
Sedangkan presentase kemungkinan 70% mengalami kanker rahim dan prostat jika di konsumsi satu butir setiap minggunya. Sebaiknya kamu cukup konsumsi telur satu bulan satu kali saja.
Ini terjadi lantaran kandungan kolesterol pada telur yang mampu meningkatkan sintesis hormon seksual, baik testosteron maupun estrogen. Kadar hormon yang tinggi tersebut mampu memancing perkembangan sel yang berkontribusi pada kemunculan kanker pada lapisan rahim dan prostat.
Selain soal kolesterol, telur juga mengandung kolin yang secara langsung berkaitan dengan risiko cukup serius yaitu kanker prostat. Akan tetapi menurut praktisi kesehatan dan gizi, temuan tersebut masih memerlukan alasan kuat dan penelitian yang mendalam tentang efek konsumsi telur terhadap kanker rahim dan prostat sebagaimana dibahas.
Padahal, kandungan protein di dalamnya justru disarankan agar dikonsumsi guna memperbaharui sel tubuh dan dibutuhkan bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan.
Diungkapkan juga bahwa telur mengandung berbagai gizi seperti vitamin D, vitamin B12, riboflavin serta asam lemak omega 3 DHA yang bagus untuk otak. Temuan ini pun belum dibenarkan oleh para praktisi kesehatan karena memerlukan proses pembuktian yang sangat panjang.
Biar bagaimanapun, menjaga kesehatan paling utama adalah menjauhkan fikiran dari hal-hal yang memicu stress, selain itu rutin melakukan olahraga untuk menjaga keseimbangan dan tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
Sebenarnya, jika boleh beropini jenis telur yang dibatasi untuk penyajian dan konsumsinya adalah yang di goreng dengan minyak banyak. Minyak mampu meningkatkan kadar koelsterol pada telur yang secara alami sudah terkandung pada kuning telurnya.
Jika kamu mengerti, bahwa lemak jenuh yang terlalu banyak menumpuk pada tubuh dapat menyebabkan banyak efek negatif. Mulai dari tumpukan kolesterol yang bisa mengganggu kesehatan kardiovaskular sampai dengan yang mengancam kesehatan jantung.