Perjalanan Covid-19 seperti masih panjang, kasus penyebaran virus tersebut hingga detik ini masih menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia. Malahan, belum mangkir sepenuhnya dari hebohnya covid justru muncul varian baru yakni Omicron. Namun, sejauh ini masyarakat sendiri masih tak meninggalkan fokus untuk menghindarkan dari covid yang saat ini masih menjangkit. Corona Virus Disease tergolong penyakit baru dan belum ditemukan obatnya.
Apalagi, penyebarannya pun juga sulit diprediksi. Oleh karena itu cara pencegahannya dengan vaksinasi yang sudah mulai di terapkan ditiap-tiap negara termasuk Indonesia. Ketika seseorang terpapar virus ini, belum tentu semuanya mengalami gejala tertentu atau bisa disebut dengan OTG (orang tanpa gejala).
Sementara yang bergejala, bisa mengalami masalah kesehatan seperti batuk, kelelahan, demam, nyeri tenggorokan, diare, sakit kepala, hilang indra perasa dan penciuman, maupun gejala serius lainnya.
Sementara untuk beberapa gejala serius lainnya yakni seperti nyeri pada dada, hilang kemampuan berbicara atau bergerak, juga sesak napas. Sesak napas sendiri bisa terjadi secara ringan maupun parah. Apabila parah, maka harus sesegera mungkin ditangani secara medis dan melapor supaya penyebarannya tidak meluas.
Namun jika gejala sesak napasnya masih ringan, bisa menggunakan beberapa alternatif minuman untuk membantu meredakannya seperti jeruk, air putih, wedang jahe, air seduhan kale, wortel, air seduhan kunyit, kopi hitam. Akan tetapi perlu diingat jika minuman ini tidak bisa menyembuhkan begitu saja, harus diiringi dengan pengobatan secara medis dan menjaga kesehatan lainnya.
Sebagian besar orang yang pernah terinfeksi virus ini juga mengalami gejala long Covid-19. Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yakni Ari Fahrial Syam, menyebutkan bahwa biasanya gejala berupa sesak napas saat berbicara atau naik tangga.
“Virus menyebabkan kerusakan di parenkim paru-paru. Pasti ada bekasnya, pasti kemampuan oksigen akan terganggu,” ujarnya dalam webinar yang bertajuk ‘Tembus 1 Juta Kasus Covid-19, Apa yang Harus Kita Lakukan Kemudian” di tahun lalu, 2021.
Oleh sebab itu, dia menyarankan agar penyintas Covid-19 perlu mengontrol kondisi paru-paru mereka dengan melakukan rontgen untuk mengetahui apakah paru-paru dalam kondisi membaik. Kondisi seperti kelelahan, batuk terus-menerus, dan keluhan di organ pernapasan seperti sesak napas, menjadi gejala yang sering dilaporkan pasien COVID-19. Hal serupa juga disampaikan Clarice Tang, selaku fisioterapis kardiorespirasi dari Western Sydney University di Australia yang mengatakan salah satu cara yang dapat meringankan gejala COVID-19, khususnya gejala pernapasan, yakni dengan melakukan latihan atau gerakan fisik sederhana.
“Melakukan gerakan fisik yang sederhana dan ringan saat terinfeksi COVID-19 bisa membantu mengurangi gejala Anda,” jelas Tang, dikutip dari Indian Express, Selasa (15/2/2022).
Menurut Tang, sedikitnya ada empat latihan fisik sederhana untuk meringankan dan memperlancar pernapasan saat terinfeksi COVID-19. Berikut ini adalah keempat latihan tersebut.
Daftar Isi
Latihan Pernapasan Pasien COVID-19
Bernapas Santai
Pertama, bernapas santai merupakan salah satu latihan fisik yang bermanfaat bila Anda mulai merasa sesak. Kegiatan sederhana ini dapat dilakukan sesering mungkin dan disarankan dilakukan di ruangan dengan jendela yang terbuka. Berikut langkah-langkahnya:
- Ambil posisi yang nyaman dan stabil. Sebagai contoh, duduklah di bangku atau berbaring miring ke salah satu sisi. Namun jika gak kuat, boleh duduk.
- Turunkan bahu dan hirup napas secara pelan-pelan.
- Lalu, posisikan bibir maju seperti hendak meniup sedotan
- Hembuskan napas secara perlahan dan stabil melalui mulut tersebut.
- Lakukan dan ulangi latihan ini selama satu menit
Bernapas Dalam
Tips yang kedua ini adalah dengan melakukan pernapasan dalam. Latihan bernapas bisa bermanfaat untuk meningkatkan oksigen yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Selain itu latihan ini juga dapat membantu meredakan rasa gelisah. Caranya yakni sebagai berikut:
- Atur tubuh dengan posisi tegak dan rileks di bagian bahu.
- Mulai ambil napas dalam-dalam melalui hidung selama dua atau tiga detik.
- Tahan napas selama tiga detik apabila memungkinkan.
- Mulai hembuskan napas melalui hidung atau mulut, tergantung bagian mana yang lebih nyaman.
- Nah, ulangi latihan ini selama satu menit.
Catatan: Ketika melakukan latihan ini, pasien COVID-19 sangat mungkin mengalami batuk dan mengeluarkan dahak. Jangan lupa untuk menutup mulut dengan tisu saat batuk dan segera mencuci tangan agar tidak menyebar kemana-mana meskipun anda mungkin sendiri di dalam ruangan, namun tetaplah beretika.
Tengkurap
Penulis Harry Potter, yakni JK Rowling, sempat mempopulerkan posisi tengkurap atau proning untuk pasien COVID-19. Ia mengungkapkan jika gerakan ini membantunya untuk meningkatkan oksigenasi saat terinfeksi COVID-19.
Kendati demikian, belum ada bukti yang jelas terkait manfaat proning dan gerakan ini, serta tak semua orang cocok melakukannya. Karena saat melakukan latihan proning, diperlukan sekurang-kurangnya waktu 30 menit dengan posisi tengkurap di alas yang keras.
Teorinya memang mudah, namun tidak untuk praktiknya. Bagi sebagian pasien, posisi tersebut akan membuat tidak nyaman, terlebih jika orang tersebut memiliki masalah nyeri punggung dan leher. Apabila mengalami kondisi tersebut, pilih alternatif latihan pernapasan lain seperti posisi duduk tegak atau bahkan berbaring miring di satu sisi. Tata cara untuk melakukan proning yakni sebagai berikut:
- Pastikan tidak lakukan proning setelah makan.
- Pilih alas yang keras, dan hindari tengkurap di kasur lantaran akan membuat punggung semakin tidak nyaman.
- Posisikan kepala miring ke satu sisi.
- Letakan satu bantal di bawah perut, kaki, lengan, dan juga kepala sebagai penyangga agar lebih nyaman.
- Pastikan saat melakukan ada orang lain yang mendampingi.
Catatan: Latihan ini tidak dianjurkan untuk anak usia di bawah satu tahun.
Gerakan Rutin
Penderita COVID-19 tetap bisa merasakan gejala kelelahan meskipun gejala yang lainnya sudah membaik. Gejala kelelahan tersebut bisa diatasi dengan melakukan gerakan fisik secara rutin. Adapun gerakan sederhana yang bisa dilakukan yakni cukup duduk di kursi dan berdiri. Lakukan gerakan ini selama satu hingga dua menit.