Sejauh pengetahuan kita dewasa ini, headphone atau di sebut juga dengan earphone tentu identik dengan musik. Hal ini karena kemampuannya mendistribusikan audio dari pemutar musik ke telinga pengguna.
Tapi, apakah kamu tahu bahwa headphone awalnya bukan ditujukan untuk musik? Pasti heran kan? Jadi begini sejarah headphone sebenarnya.
Dimasa itu, jauh sebelum headphone hadir dalam bermacam desain ringkas seperti yang saat ini kamu jumpai, desain awal headphone tampak rumit. Selain itu perangkat tersebut juga tak bisa dikenakan kapan pun dan di mana pun sebagaimana sekarang. Untuk lebih lanjut, simak sejarah headphone dibawah ini.
Daftar Isi
Sejarah Headphone
Awalnya, headphone dirancang untuk membantu operator telepon. Tugas utamanya adalah untuk menghubungkan panggilan telepon secara manual ke semua orang atau lawan bicara yang dituju. Jenis model pertama yang dirilis pada tahun 1880 an yakni membawa desain yang tak biasa. Salah satu yang menonjol, bentuknya seperti pesawat telepon yang dipotong menjadi dua bagian.
Bagian pertamanya menjadi alat untuk berbicara, sedangkan bagian kedua dipasang di kepala dan menempel ke telinga. Dilihat dari desain tampak begitu berat, kareja obotnya saja mencapai sekitar 5 kilogram.
Saat itu adalah Ezra Gililand, perancang headphone pertama yang tak lain juga rekan Thomas Edison pemeran merancang switchboard telepon.
Kemudian pada tahun 1891 terjadi perubahan besar, yakni ketika insinyur Prancis Ernest Mercadier menciptakan sepasang headphone in-ear dengan desain yang mirip seperti earphone in-ear saat ini. Bedanya, ukurannya masih lebih besar, tapi jauh lebih kecil dibanding headphone yang digunakan oleh operator telepon mulanya.
Bukan hanya itu, perangkat tersebut pun dipatenkan dengan nama “bi-telephone”. Penciptanya juga menyarankan penguna agar memakai penutup karet supaya headphone tersebut nyaman saat digunakan.
Di tahun 1910, headphone dengan desain yang lumrah dikenal seperti saat ini, diciptakan oleh Nathaniel Baldwin. Lalu ia menjual perangkat tersebut ke Angkatan Laut AS lantaran headphone itu dilengkapi dengan receiver yang lebih sensitif. Teknologi ini masih bisa dijumpai pada headphone over-ear.
Debut Headphone Stereo untuk Mendengarkan Musik
John Koss, di tahun 1958 memperkenalkan headphone Koss SP-3 yang mendukung teknologi stereo, yaitu reproduksi audio menggunakan lebih dari satu saluran suara. Awal pembuatan, headphone tersebut menggunakan bahan kaleng dan menjadi headphone pertama dengan meterial tersebut. Alih-alih untuk bertelepon, headphone ini secara khusus ditujukan Koss untuk menikmati musik (mendengarkan).
Koss adalah penggemar berat musik jazz dan ia berambisi dapat merasakan kesenangannya mendengarkan musik dimanapun dan kapanpun. Sayangnya headphone rancangannya masih harus terhubung dengan kabel.
Headphone nirkabel hadir mulai tahun 1960, penyebutan nirkabel ini karena aksesori ini memiliki alat penerima (receiver) radio. Jadi, pengguna headphone saat itu bisa mendengarkan musik atau audio apapun dari radio hanya dengan menyambungkan ke ponsel. Meski desainnya portabel, namun perangkat ini masih berukuran besar.
Mengutip Kompas Tekno dari Tech Radar, pada tahun 60 hingga 70-an, perkembangan headphone cukup pesat. Dimana pada tahun tersebut, John Koss memperkenalkan headphone dengan ikat kepala yng lebih luas dan penutup telinga yang lebih besar, sehingga penggunanya bisa mendengarkan audio lebih jelas suaranya.
Koss pun menggandeng The Beatles untuk di ajak kerjasama dalam menghadirkan headphone bermerk The Beatlephones yang laris terjual berkat kepopuleran grup musik tersebut. Pada periode itu, Sennheiser meramaikan pasar melalui headphone HD414 yang meluncur pada 1968.
Jadi, perangkat itu kini menjadi headphone pertama yang bisa menangkap suara dari luar atau sekitar sehingga membuat penggunanya tetap aman saat mendengarkan musik sambil bepergian.
Era Walkman, dari Sony Sampai Dukungan Bluetooth
Masih ingatkah dengab Sony? Pada tahun 1979 Sony meluncurkan perangkat musik yaitu Walkman, merupakan alat pemutar musik portabel yang disertai headphone ultra ringan. Desainnya cukup ringkas membuat perangkat ini populer dan banyak diminati oleh kalangan bahkan menjadi tren pada tahun 1980-an.
Sejak saat itu, desain headphone pun juga terus berkembang sedemikian rupa menjadi lebih ringkas dan lebih nyaman dikenakan.
Pada akhir tahun 90-a, dukungan fitur seperti bluetooth mulai hadir di headphone. Namun terbatas untuk satu telinga saja. Kemudian pada tahun 2004, headphone bluetooth yang mendukung 2 telinga akhirnya diluncurkan ke publik.
Misalnya seperti headphone radio yang populer pada tahun 60-an, dimana headphone bluetooth bisa mengantarkan audio ke telingan tanpa kabel. Akan tetapi ukurannya lebih ringkas dibanding headphone radio.
Selain untuk headphone, bluetooth juga diadopsi untuk eraphone atau earbud di tahun 2010 sehingga lebih simple dikenakan dibandingkan dengan headphone. Untuk saat itu, earphone bluetooth masih mempertahankan sedikit kabel yang melingkar ke belakang leher.
Lalu sejak tahun 2015, earphone bluetooth hadir tanpa kabel sama sekali seperti earphone True Wireless Stereo (TWS) yang banyak beredar di pasaran.
Desain serupa kini masih eksis baik untuk headphone maupun earphone. Salah satu perbedaannya yakni merknya yang semakin banyak mengingat vendor smartphone ikut meramaikan pangsa pasar headphone dan earphone guna menunjang ekosistem produk perusahaan.