LiputanTimes.com – Seorang bocah penjual ulekan viral di media sosial setelah videonya diunggah oleh akun @__rhrlinaaa melalui TikTok.
Bocah penjual ulekan tersebut direkam saat sedang beristirahat setelah berjalan sejauh belasan kilometer untuk menjajakan dagangannya.
Beruntungnya, banyak yang peduli pada bocah penjual ulekan tersebut sehingga si pengunggah video bisa mengumpulkan donasi hingga 12 juta.
Warganet sempat menduga si bocah mengalami eksploitasi anak. Namun, seperti apa faktanya? Simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi
Berhenti Sekolah demi Membantu Melunasi Hutang Orang Tua
Bocah dalam video viral tersebut adalah salah satu dari banyaknya anak-anak usia sekolah yang malah menghabiskan masa kecil untuk bekerja.
Hal ini mengundang kecurigaan warganet atas eksploitasi yang mungkin dialami oleh bocah penjual ulekan tersebut.
Namun, fakta berkata lain. Setelah mengunjungi rumah bocah itu, si pengunggah video mendapatkan fakta yang mengejutkan.
Rupanya, bocah itu berhenti sekolah atas kemauannya sendiri untuk membantu perekonomian keluarga.
Ayahnya merantau di Medan dan ibunya berjualan makanan dan tisu. Ia memiliki 12 saudara yang mana 8 diantaranya masih tinggal di satu rumah yang sama.
Usut punya usut, orang tuanya memiliki hutang kepada neneknya sebanyak 6,5 juta untuk merenovasi rumah yang rusak akibat angin dan hujan.
Donasi Terkumpul hingga 12 Juta
Merasa tertampar melihat si bocah yang harus bekerja di usia sedini itu, warganet pun berdonasi untuk membantu meringankan bebannya.
Donasi dibuka dengan target awal 2 juta rupiah. Tak disangka, donasi malah melampaui target hingga mencapai 13 juta rupiah.
Setelah dipotong biaya admin, total donasi pun menjadi sekitar 12 juta. Si pengunggah video langsung mengantarkan amanah itu kepada si bocah.
Disaksikan keluarga si bocah, keluarga si pengunggah video, dan Ketua RT, donasi berhasil sampai ke tangan si bocah.
Tak hanya itu, si pengunggah video pun memberikan bertumpuk-tumpuk sembako untuk keluarga si bocah.
Penutup
Aksi si pengunggah video dan pengorbanan si bocah penjual ulekan tersebut patut kita beri apresiasi sebesar-besarnya.
Dari peristiwa ini, kita bisa belajar bahwa aksi sekecil merekam dan membagikan video di sosial media dapat berdampak besar pada hidup seseorang.
Semoga informasi ini bermanfaat dan terima kasih banyak orang baik!
***